Oleh Shohifatun Ainin Nafi’ah – 19.12.2.149.119
Indonesia sedang mengalami masa pandemi, hal ini dikarenakan adanya virus corona yang masuk diumumkan sejak awal bulan maret 2020. Pandemi ini mengacaukan hampir semua aspek dalam masyarakat terutama pendidikan, ekonomi, sosial, maupun dalam aspek kesehatan.Seperti halnya dalam aspek kesehatan, hal ini mengacaukan rencana yang dibuat pemerintah untuk mengatasi masalah stunting di indonesia.
Lantas apa stunting itu ?
stunting sendiri merupakan kurangnya pemenuhan standart asupan gizi dalam kurun waktu yang relatif lama dan hal ini menyebabkan masalah gizi akut. permasalahan stunting ini juga mempengaruhi perkembangan kinerja otak pada anak sehingga tak jarang mengganggu prestasi anak dibidang akademik.
Ada beberapa faktor penyebab stunting pada anak diantaranya dikarenakan , status gizi ibu saat hamil maupun saat menyusui, pola MPASI yang tidak bergizi dan kurang sehat, asupan gizi anak yang kurang, kebiasaan ibu hamil yang kurang sehat seperti meminum alkohol serta usia kehamilan ibu yang masih dibawah 20 tahun juga dapat meningkatkan resiko terjadinya stunting.
Adapun cara pencegahanya yaitu dengan memperhatikan kondisi kehamilan dengan dengan lebih baik, menerapkan inisiasi menyusui dini ( IMD) agar dapat menjalankan ASI ekslusif,menerapkan pola hidup bersih dan sehat, melakukan imunisasi pada anak.
Lalu bagaimana Perkembangan stunting pada masa pandemi ?
Indonesia sendiri menempati urutan kelima terbesar di dunia, 9 juta dari 159 juta anak stunting di dunia tinggal di indonesia Hal ini berdasarkan data Tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan (TNP2K) pada tahun 2017, Serta menurut data WHO urutan ke 3 tertinggi di asia .adapun mencapai 30,8 persen hal ini berdasarkan riset kesehatan dasar 2019. Sehingga permasalahan stunting masih menjadi masalah serius yang dihadapi indonesia hingga saat ini.
Dalam masa pandemi ini mempunyai dampak jangka panjang terhadap masa depan anak- anak di indonesia serta kesejahteraanya. Hal ini dikarenakan pademi ini mengakibatkan timbulnya dampak sosial Dan Ekonomi yang cukup parah hingga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk memenuhi asupan gizi bagi keluarganya, banyaknya tingkat kehilangan pekerjaan atau PHK ini juga mempengaruhi tingkat pemenuhan asupan gizi bagi keluarga . Sehingga prevalensi balita stunting pada tahun 2019 sebanyak 27,67%