Telp : 0356 325789 | Email : info@iiknutuban.ac.id |

Instagram Facebook Youtube

IIK NU TUBAN

Institute of Health Science

KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Oleh; Tri Yunita Damayanti, S.Str

T : saya seorang ibu rumah tangga dengan 1 anak umur 2 tahun, 1 minggu ini saya keputihan berwarna putih dan gatal, apakah keputihan ini berbahaya?

J : keputihan atau Fluor Albus merupakan diproduksinya cairan melalui jalan lahir seseorang yang terjadi biasanya sebagai mekanisme atas suatu kondisi. keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) yaitu biasa terjadi sebagai mekanisme vagina dalam membersihkan sel mati dan menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi bakteri jahat untuk berkembang biak. Keputihan jenis normal ini biasanya berwarna bening, tidak terlalu kental maupun encer, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan perih maupun gatal. Keputihan ini biasa terjadi pada kondisi stress, kelelahan, dan kehamilan, maupun ketidakseimbangan hormon seperti pada masa jelang atau usai haid. Keputihan bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan. Sebaliknya keputihan yang disebabkan oleh karena infeksi tertentu, memiliki ciri seperti :

  • infeksi jamur : dicirikan dengan keputihan gatal, kental, berwarna putih susu
  • infeksi bakteri : dicirikan dengan keputihan berwarna keabuan, encer, berbau amis dan menimbulkan nyeri
  • infeksi parasit trikomoniasis : dicirikan dengan keputihan berwarna kuning kehijauan, encer, berbuih, berbau amis dan menimbulkan nyeri pasca buang air kecil

Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Sebagian besar wanita belum mengetahui secara mendalam mengenai keputihan dan cenderung menganggap enteng persoalan keputihan ini. Sebenarnya tidak demikian, karena akibat dari keputihan ini bisa sangat fatal bila lambat ditangani. Tidak hanya bisa mengakibatkan kemandulan (infertilitas), keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker serviks (kanker leher Rahim) yang bisa mengakibatkan kematian.

Kanker Serviks merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditakuti kaum wanita., merupakan jenis kanker yang menempati peringkat  teratas sebagai penyebab kematian wanita di dunia. Jumlah angka kematian karena kanker serviks masih tinggi. Di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena kanker servik. Di Indonesia terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker servik baru dan kurang lebih 8.000 kematian per tahun.

Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.

Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Yang menyebabkan  banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik. Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin C dan vitamin E serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia terlalu muda.

Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk dideteksi. Oleh karena itu disarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear atau test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) setidaknya setahun sekali.

Meskipun sangat berbahaya, menurut para ahli kanker, kanker servik adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Kanker servik dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara mencegah dengan imunisasi kanker servik maupun dengan melakukan pemeriksaan skrining, artinya melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa metode skrining yang telah dikenal, yaitu  PAP SMEAR dan IVA (Inpeksi Visual dengan Asam Asetat).

Apa itu Pemeriksaan Pap Smear?

Pap smear test adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel servik. Test ini di temukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap Smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari servik dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut. Perubahan sel – sel servik yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.

Tujuan pemeriksaan Pap Smear adalah untuk mengetahui kelainan sebelum ada keluhan atau gejala. Kanker servik yang masih dini tidak memberikan keluhan, sedangkan kanker servik yang ditemukan dan ditangani sejak dini dapat sembuh 100%. Waktu pelaksanaan Pap Smear, yaitu: dilakukan sekali setahun bagi wanita yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual diluar siklus haid

Apa itu Pemeriksaan IVA?

Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah pemeriksaan servik dengan melihat langsung servik setelah memulas servik dengan larutan asam asetat 3 – 5 %. Bila setelah pulasan asam asetat 3 – 5 % ada perubahan warna, yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada kelainan tahap pra kanker. Wanita yang dianjurkan untuk tes IVA yaitu usia 30 – 50 tahun. Syarat mengikuti test IVA , antara lain : sudah menikah, tidak sedang datang bulan/haid , tidak sedang hamil, dan 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan wanita yang mengalami keputihan dengan tanda-tanda patologis, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan IVA maupun Pap Smear. Bahkan wanita usia subur yang telah menikah seharusnya rutin kontrol untuk mendeteksi adanya kelainan sejak dini. Semakin awal kelaianan itu terdeteksi, maka terapi penyembuhannya akan semakin mudah. SALAM SEHAT SELALU..

KESEHATAN REPRODUKSI WANITA
Scroll to top