Telp : 0356 325789 | Email : info@iiknutuban.ac.id |

Instagram Facebook Youtube

IIK NU TUBAN

Institute of Health Science

Mengenal Lebih Dalam Sleep Paralysis Atau Ketindihan

 

DIRA ESTI MULYAN

NIM 19.12.2.149.093

Apakah Anda pernah mendengar istilah jawa ketindihan saat tidur? ya, sebagian besar orang pasti pernah mengalami hal tersebut. Ketindihan dalam dunia medis disebut sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Sering kali kita dengar mitos tentang sleep paralysis yang dikaiteratkan dengan ketindihan makhluk halus, terlepas dari mitos tersebut kembali ke diri kita masing-masing apakah meyakini atau tidak. Namun, menurut kesehatan sleep paralysis terjadi karena  adanya gangguan di fase tidur paling dalam (REM) yang semua otot sedang dalam keadaan rilex. Hal ini menyebabkan mekanisme tubuh dan otak tidak seimbang dengan ditandai ketidakmampuan tubuh untuk menggerakkan otot dan berbicara saat tidur maupun setelah bangun.

Orang yang mempunyai penyakit narkolepsi (gangguan tidur) lebih sering mengalami sleep paralysis, namun semua orang juga bisa mengalami kondisi ini. Di Indonesia sendiri lebih dari 2 juta kasus sleep paralysis setiap tahunnya, dengan dirawat dan didiagnosis sendiri yang tidak memerlukan uji atau pencitraan laboratorium.

Secara ilmiah seseorang ketika tidur mengalami 4 fase, yaitu fase Non Rapid Eye Movement NREM (tidur ayam) , NREM (menuju tidur pulas), NREM (tidur pulas), dan yang terakhir adalah fase Rapid Eye Movement REM (tidur bermimpi). Secara normal fase tidur terjadi secara berurutan, oleh karena itu seseorang yang mengalami sleep paralysis, mempunyai fase tidur yang tidak berurutan, misal dari fase ke satu  meloncat ke fase ke empat (terakhir).

Sleep paralysis juga bisa terjadi saat belum selesai fase REM (tidur bermimpi) tetapi  sudah terbangun. Pada saat itu otak belum siap mengirim sinyal bangun secara maksimal. Sehingga kita mengalami kelumpuhan tidur, kadang seperti melihat bayangan makhluk halus yang dianggap fenomena mistis. Tetapi, sebenarnya otak setengah sadar kita yang melihat alam mimpi kita sendiri. Umumnya sleep paralysis terjadi beberapa menit hingga 20 menit.

Secara ilmiah penyebab sleep paralysis belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa spekulasi dari gangguan tidur yang kemungkinan menjadi penyebab sleep paralysis,yaitu:

  1. Posisi tidur

Sebagian besar sleep paralysis terjadi saat seseorang tidur terlentang. Tetapi, posisi tidur menyamping dan tengkurap juga bisa menjadi penyebab sleep paralysis (kelumpuhan tidur).

  1. Pola tidur

Pola tidur yang tidak teratur, kurang tidur karena insomnia juga menjadi salah satu penyebab sleep paralysis.

  1. Genetik

Sleep paralysis juga bisa disebabkan dari anggota kelurga yang mempunyai riwayat gangguan tidur.

  1. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar, penyalahgunaan narkotika dan alkohol juga bisa menjadi salah satu penyebab sleep paralysis. Terlepas itu stres juga dapat menjadi pemicu timbulnya kondisi tersebut.

  1. Gangguan tidur lainnya

Gangguan tidur narkolepsi dan obstructive juga bisa menjadi salah satu penyebab sleep paralysis.

Jika Anda mengalami sleep paralysis, jangan panik dan coba tenangkan pikiran Anda dengan mensugesti diri bahwa sleep paralysis merupakan gangguan tidur biasa yang bersifat sementara yang tidak ada kaitannya dengan mitos makhluk halus. Karena jika Anda panik saat mengalami sleep paralysis justru akan membuat Anda semakin tertekan. Jadi untuk mengatasi hal tersebut, pertama tarik nafas dalam dalam dan keluarkan dengan paksa selanjutnya gerakan ujung jari tangan dan kaki. Dengan itu, perlahan lahan sleep paralysis akan teratasi.

Sleep paralysis dapat dicegah dengan tidur dengan posisi nyaman, tidur yang cukup, hindari kebiasaan minum alkohol dan merokok serta olahraga teratur. Namun, jika kondisi sleep paralysis terjadi secara terus menerus sebaiknya konsultasikan dengan Dokter.

Mengenal Lebih Dalam Sleep Paralysis Atau Ketindihan
Scroll to top