Pada hari Sabtu, Tanggal 8 November 2014, merupakan hari istimewa bagi keluarga besar STIKES Nahdlatul Ulama Tuban yang Melaksanakan Wisuda Ke-IX di Gedung Graha Sandiya Komplek Perdin Semen Indonesia di Tuban. Pada wisuda kali ini diikuti 170 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa prodi DIII Kebidanan sebanyak 72 mahasiswa, mahasiswa S1 Keperawatan program regular sebanyak 78 mahasiswa dan mahasiswa program khusus S1 Keperawatan sebanyak 21 mahasiswa.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, pembacaan ayat suci Al-Quran, lalu dilanjutkan posesi wisuda dan pelantikan. Setelah posesi dan pelantikan acara wisuda ke –IX STIKES NU Tuban dilanjutkan dengan sambutan. Sambutan tersebut meliputi, (1) Ketua PCNU Tuban oleh Bapak H. Musta’in Syukur, (2) Sambutan ketua PPNI yang diwakili guru besar ilmu keperawatan Jatim Prof. Nursalam M., Nurs (Hons) (3) Sambutan Bupati Tuban oleh Bapak H. Fathul Huda (4) Sambutan terakhir atau orasi ilmiah dari Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA.
Adapun kutipan isi dari masing-masing sambutan dalam acara wisudake –IX STIKES NU Tuban yang disampaikan oleh para wisudawan, wali mahasiswa dan para undangan adalah sebagai berikut :
1. Ketua PCNU Tuban oleh Bapak H. Musta’inSyukur :sebagai ketua NU kabupaten Tuban, beliau mengucapkan rasa bangga atas eksistensi STIKES NU Tuban. “sebagai orang tua, sebagai Ketua PCNU Tuban, tentu saya bangga dengan terlaksananya wisuda ini, berarti STIKES telah membekali ilmu dan meluluskan lebih dari seribu generasi muda, mengingat setiap wisuda paling tidak diikuti 170 mahasiswa) yang akan terjun diduniakesehatan. Selain itu keberadaan dan eksistensi serta kualitas STIKES NU sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan diakui saudara-saudara kita yang berasal dari luar jawa timur. Ini tentu membanggakan dan layak mendapatkan apresiasi”.
Selain ucapan selamat dan rasa bangga, ketua PCNU juga memberikan pesan kepada para wisudawan. “saya berharap, setelah terjun ditengah-tengah masyarakat dan menjalankan profesi anda nanti, anda melakukanya dengan hati nurani. Perlakukan pasien dan keluarga pasien dengan kasih sayang yang tulus. Perlakukan mereka sebagai manusia. Sebagai pekerja profesional, anda memang akan mendapatkan uang dari pekerjaan itu. Namun, harapan saya uang tidak menjadi tolak ukur pelayanan. Sebaliknya rasa kasih sayang sebagai sesama manusia harus lebih dikedepankan. Dan pesan terakhir yang beliau sampaikan adalah,”ingat, bahwa anda adalah perawat dan bidan yang lahir dari rahim NU. Karena itu, perilaku para Nabi, para aulia dan para ulama yang penuh kasih sayang terhadap sesama harus anda tauladani. Sebab, pendirian STIKES NU Tuban ini tidak lain dilatarbelakangi oleh keinginan kita menjaga, melestarikan nilai-nilai luhur yang pernah lakukan dan dicontohkan oleh para Nabi, para aulia dan para ulama Pendiri NU”.
2. Ketua PPNI yang diwakili olehProf. Nursalam M., Nurs (Hons) :selain orang terpenting dalam organisasi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), beliau juga seorang guru besar ilmu keperawatan di wilayah Jawa Timur. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan 5 hal yang harus diterapkan oleh para perawat atau bidan (tenaga kesehatan) agar menjadi perawat yang profesional dan kompeten. 5 hal ini di kemas oleh beliau menjadi 5C. Yaitu, (1)Communication, (2)Comparations, (3)Comitment, (4)Colaboration, (5)Comfortable. Beliau menjelaskan 5C yang pertama communication dimaksudkan bahwa seorang perawat harus mempunyai kemampuan berbahasa asing atau lebih dari satu bahasa, baik secara lokal (bahasa Indonesia) dan International (Bahasa Inggris, Mandarin,Jerman, Arab dll). Hal ini mengingat sebentar lagi Indonesia menyambut pasar bebas asean Tahun 2015. Dalam menghadapi pasar bebas 2015 nanti, masyarakat dan pemerintah perlu bebenah untuk memperbaiki kualitas diri, agar mampu bersaing dengan asing dan mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari pasar bebas 2015 nanti. Karena dalam hal ini pasar bebas asean bias dijadikan peluang ataupun ancaman. Bagi perawat yang mempunyai nilai tinggi (kompeten atau mampu berbahasa asing) maka bisa masuk ke bursa kerja internasional. Dan bagi perawat yang masih nyaman dengan kemampuannya sekarang akan kalah dengan perawat luar negeri atau international, bukan hanya diluar negeri tapi kalah dikandang/negaranya sendiri. Yang kedua Comparations, perawat dalam menjalankan profesinya harus mempunyai rasa menyayangi dan menghormati baik terhadap pasien maupun teman sejawat. Khususnya saat memberikan asuhan keperawatan maupun asuhan kebidanan. Yang ketiga yaitu Comitment, merupakan aplikasi seorang tenaga kesehatan disini dimaksudkan ialah perawat dan bidan terhadap janji pelantikannya saat lulus pendidikan dan yang menjadi profesinya. Bahwa komitmen profesi tenaga kesehatan, baik itu perawat dan bidan ialah memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan professional. Yang keempat ialah Colaboration, berkolaborasi dalam pelaksanaan memberikan pelayanan kesehatan terhadap klien bisa dilakukan terhadap teman sejawat (dokter, apoteker, laboran, dll), klien, keluarga klien, pihak lain yang berkomitmen terhadap pelayanan kesehatan. Karena bagaimanapun dalam mencapai visi tidak akan secepat, seringan, selaras, seefektif, seefisien jika dilaksanakan bekerja sama dibandingkan dengan kerja secara individual. Yang terakhir ialah Comfortable, tenaga kesehatan harus menerapkan hal ini. Dengan rasa nyaman maka pekerjaan kita akan lebih baik dibandingkan dengan tidak. Lalu bagaimana agar rasa nyaman dapat tumbuh jika banyaknya tuntutan dan beban kerja sangat memberatkan kita dalam bekerja. Pada kesempatan kali ini beliau memberikan solusi atau cara agar timbul rasa nyaman dalam bekerja, yaitu dengan “ANDAI PASIEN ITU”. Andai pasien itu SAYA, andai pasien itu IBU/BAPAK saya, andai pasien itu NENEK/KAKEK saya, andai pasien itu ADIK/KAKAK saya, dsb. Maka dengan begitu kita akan terasa lebih ringan dan nyaman merawat atau memberikan pelayanan kesehatan pada klien kita.
3. Bupati Tuban oleh Bapak H. Fathul Huda : atas nama pemerintah Kabupaten Tuban beliau mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan IX STIKES NU Tuban. Isi dari sambutan bapak bupati Tuban kali ini banyak memberikan pesan dan harapan terhadap para wisudawan. Yang pertama beliau berkata, “kepada saudara yang hari ini wisuda, tantangan kedepan telah menunggu. Hendaknya tantangan itu tidak dijadikan suatu penghambat untuk lebih maju, namunjadikanlah sebagai suatu peluang bagi saudara yang saat ini baru menyelesaikan pendidikan dan belum memasuki dunia kerja. Dan kamipun mengingatkan bahwa agar mulai sekarang memulai menanamkan sikap kemandirian sebagai tenaga kesehatan. Lebih jelihlah dalam melihat setiap peluang untuk memasuki dunia kerja”.
Kedua beliau juga menyampaikan pesan kepada para wisudawan. “kami tentunya akan bangga jika saudara bisa berperan melalui karya nyata yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Karena itulah saatnya saudara buktikan, bahwa saudara adalah komunitas yang rendah hati, berjiwa besar, tekun dan senantiasa memegang teguh kaedah keilmuan, kebenaran dan moralitas yang mulia”
Setelah sambutan selesai, Acara dilanjutkan dengan kuliah umum Bapak Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA, beliau memberikan kuliah umum tentang pendidikan. Mengingat bahwa beliau ialah mantan Menteri Pendidikan pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudoyono tahun 2010-2014. Beliau menyampaikan banyak hal. Pertama tentang pendidikan dalam aspek pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Ada 3 variabel yang mempunyai korelasi signifikan. Yaitu pendidikan, kesehatan, dan penghasilan. Korelasi yang kuat tersebut bernilai r=0,97 yang berarti bahwa memiliki korelasi yang sangat kuat, karena nilai korelasi tersebut adalah berentang antara 0-1. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang maka semakin meningkat derajat kesehatan dan tingkat penghasilan. Dan beliau berkata,”Apabila kita temukan orang yang berpendidikan rendah namun dia tergolong berpenghasilan tinggi (kaya) maka itu adalah pengecualian, karena dalam kehidupan didunia ini pasti ada pengecualian tersebut”. Yang kedua menyambung dari sambutan dari Prof. Nursalam yaitu kemampuan yang harus dimiliki untuk generasi saat ini (tenaga kesehatan), tidak hanya memiliki kemampuan akademik yang tinggi, namun yang lebih penting ialah kemampuan berkomunikasi. Artinya tidak cukup hanya menguasai satu bahasa saja, melainkan lebih dari satu bahasa. Dan tidak cukup juga mempunyai kemampuan berbahasa, melainkan harus memenuhi 3 unsur dalam kemampuan berkomunikasi yaitu meliputi : kemampuan berbahasa itu sendiri, memahami isi dari komunikasi dan yang terakhir adalah etika dalam berkomunikasi.
Acara dilanjutkan dengan sesi pemberian cinderamata oleh bapak Ketua STIKES kepada bapak Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA. Kemudian acara ditutup dengan do’a yang dibawakan oleh . setelah acara selesai dilanjutkan dengan sesi foto bersama ketua STIKES, tamu uandangan dan dosen beserta seluruh wisudawan.